Budaya Akademik

Budaya akademik adalah budaya yang universal, yakni dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik, salah satunya yaitu mahasiswa. Berbagai kegiatan dalam kebebasan akademik mahasiswa sangatlah mahasiswa untuk mengimplementasikan budaya akademik dan mengembangkan sikap ilmiah pada Program Studi Teknologi Rekayasa Informasi sehingga dapat terselenggara transfer knowledge yang mandiri, bermutu, berkembang dan akuntabe.
Budaya akademik pula dianggap sebegai jenis budaya dalam pendidikan yang penuh idealisme, yang dilaksanakan oleh sekumpulan orang berintegrgasi, sebagai sumber gagasan dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan konsep nilai berbasis program studi diantaranya adalah teori dan produk ilmu pengetahuan yang sudah diuji dalam jangka Panjang dengan tujuan berorientasi sempit dan berjangka pendek.
Budaya akademik pada Program Studi Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan dapat diselanggaraan minimal 1 kali dalam setiap semester pada tahun 2024, dengan berorientasi pada mata kuliah semester terkait, sehingga membentuk relefansi pola pikir pada praja Program Studi Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan antara teori pada pembelajaran, kebenaran yang terjadi pada ruang lingkup pekerjaan serta inovasi konsep pada setiap praja.
Selain itu, budaya akedemik disebut juga sebagai patokan yang dapat mendorong organisasi untuk menyiapkan suatu dasar untuk membangun rencana operasional praktek yang terbaik dan dapat meningkatkan perbaikan komponen-komponen yang dibutuhkan.

"Internet of Things dan Analisis Big Data"

Rizki Rusdiwijaya, M.T. - Jabar Digital Service

Kegiatan ini membahas tentang IoT dan analisis big data, dengan fokus pada pengelolaan data pemerintah. Dalam diskusi, mahasiswa menanyakan kondisi data pemerintahan yang sering tidak terorganisir. Narasumber menjelaskan bahwa pengelolaan data, seperti jaminan kesehatan, masih kurang baik, sehingga diperlukan aplikasi untuk mempermudah pelayanan dan penyusunan kebijakan. Mahasiswa juga menyoroti banyaknya aplikasi pemerintah yang kurang dimanfaatkan, yang menurut narasumber sering dibuat tanpa mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, tetapi lebih pada keinginan pimpinan. Akibatnya, aplikasi serupa terus dibuat tanpa pengembangan yang optimal.

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa/praja tentang pentingnya analisis big data untuk memvisualisasikan masalah dan mendukung kebijakan yang tepat. Di akhir sesi, peserta diberikan link untuk praktik analisis big data, dengan harapan dapat menghasilkan visualisasi data yang jelas dan analisis yang mendalam.

"Desain Aplikasi Pelayanan Digital Business Process Reenginering"

Rizki Adam Kurniawan, S.Kom., M.Kom. - Jabar Digital Service

Kegiatan ini ini menghadirkan narasumber Rizki Adam Kurniawan, S.Kom., M.Kom., yang membahas pentingnya Business Process Reengineering (BPR) dalam pengembangan aplikasi pelayanan digital pemerintah.

Kegiatan mencakup sesi teori mengenai tahapan BPR, diikuti dengan simulasi pembuatan desain BPR menggunakan aplikasi draw.io. Diskusi berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dari peserta terkait pengembangan tahapan dan teknik desain. Acara ditutup dengan sesi test BPR untuk mengukur pemahaman peserta.

Kegiatan ini bertujuan agar peserta memahami pentingnya penerapan BPR untuk menciptakan aplikasi pemerintahan yang lebih efektif dan efisien, serta mampu mengimplementasikan konsep ini dalam praktik.